psikopen 10

BAB 10
MOTIVASI BELAJAR
Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah:
- Menentukan terjadinya kegiatan belajar atau tidak pada diri siswa.
- Memperlancar belajar dan hasil belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar: - sikap
- kebutuhan
- rangsangan
- afeksi (pengalaman emosional)
- kompetensi
- penguatan

TEORI MOTIVASI
1. Teori belajar Behaviorat
Motivasi merupakan produk dari sejarah penguatan. Peserta didik yang diperkuat untuk belajar akan termotivasi dalam belajar.
2. Teori kebutuhan manusia
Abraham Maslow menyampaikan teori manusia berdasarkan pada hierarki kebutuhan.
3. Teori Disonansi
Kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat.
4. Teori Kepribadian
Motivasi yang stabil itu tidak dapat diubah, motivasi itu cenderung bersifat konstan pada berbagai situasi dan dalam jangka waktu cepat sukar untuk berubah.
5. Teori Atribusi
Teori ini berupaya untuk memahami penjelasan dan alasan-alasan perilaku, terutama apabila diterapkan pada keberhasilan atau kegagalan anak. Seperti halnya teori Disonansi, asumsi utama teori ini adalah bahwa seseorang akan berupaya mempertahankan citra diri yang positif.
Teori atribusi memegang peranan penting dalam memahami cara-cara peserta didik menafsirkan dan menggunakan balikan atas kinerja akademiknya dan memberikan saran kepada pendidik tentang cara-cara memberikan balikan sehingga memiliki nilai motivasional tinggi.
Untuk mengatasi kurangnya motivasi peserta didik, caranya adalah:
- Mengkomunikasikan sisem penilaian yang akan diterapkan kepada peserta didik.
- Pendidik menyampaikan harapannya bahwa seluruh peserta didik dapat belajar dengan baik, dan menyatakan pula bahwa keberhasilan yang akan dicapai oleh peserta didik adalah tergantung pada usahanya sendiri.
- Menerapkan pembelajaran individualisasi agar peserta didik dapat menilai kemajuannya sendiri.
6. Teori harapan
Motivasi anak untuk memperoleh sesuatu adalah tergantung dari produk dari estimasinya terhadap peluang mencapai keberhasilan (peluang yang diyakini untuk berhasil), dan nilai yang ditempatkan atas keberhasilan yang dicapai (nilai insentif yang diperoleh peserta didik atas keberhasilan yang dicapai)
7. Teori motivasi berprestasi
Teori ini antara lain mengenai kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan.
Ciri peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi:
- Cenderung memilih partner belajar yang cakap dalam menjalankan tugas.
- Akan belajar lebih lama dibandingkan dengan peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah.
- Memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila gagal mereka akan berusaha keras dalam mencapai keberhasilan.
Atkinson menyatakan bahwa individu dapat dimotivasi untuk berprestasi dengan cara memperoleh keberhasilan atau menghindari kegagalan. Bentuk ekstrim dari motif untuk menghindari kegagalan disebut ketidakberdayaan dalam belajar (learned helplesness). Ketidakberdayaan timbul dari inkonsistensi konsistenan, penggunaan penghargaan yang tidak dapat diprediksikan, dan hukuman yang diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik merasa kecil peluangnya untuk berhasil.
Untuk membantu peserta didik yang mengalami ketidakberdayaan dalam belajar perlu dilakukan:
- Penekanan pada tindakan positif.
- Pengurangan tindakan negatif.
- Berangkat dari pengenalan baru menggunakan kerangka cantolan atau diskoveri terbimbing.
- Penciptaan tantangan dalam belajar.
STRATEGI MOTIVASI BELAJAR
Cara yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi intrinsik peserta didik adalah:
- Membangkitkan minat belajar.
- Mendorong rasa ingin tahu.
- Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik.
- Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar.
Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Tidak ada komentar: