psikopen 12


BAB 12
TEORI PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN BEHAVIORISTIK
Menurut aliran ini, pembelajaran adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan dengan lingkungan dengan tingkah laku pembelajar. Oleh karena itu disebut juga pembelajaran perilaku.
Teori pembelajaran perilaku:
- Perlu diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar.
- Pemberian penguatan bisa berupa penguat sosial (pujian), aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai).
- Hukuman dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi perlu hati-hati.
- Perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih berpengaruh.
- Pendidik dikatakan telah melakukan pembentukan bila memberikan penguatan dalam pengajarannya.

PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN KOGNITIF
1. Jean Piaget
Piaget mengemukakan 3 prinsip pembelajaran yaitu:
- Belajar aktif=> Menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri.
- Belajar lewat interaksi sosial=> Menciptakan suasana yang memungkinkan adanya interaksi antar siswa.
- Belajar lewat pengalaman sendiri=> Didasarkan pada pengalaman nyata.
2. JA Brunner
Menurut Brunner dalam pengajaran di sekolah hendaknya mencakup:
- Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar.
Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik agar memperoleh pengalaman optimal dalam proses belajar dan meningkatkan kemauan belajar.
- Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal.
Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu pengetahuan yang dipelajari anak-anak.
- Perincian urutan penyajian materi pelajaran.
Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan peserta didik dibimbing melalui urutan masalah, sekumpulan materi pelajaran yang logis dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan dalam menerima, mengubah, dan menstranfer apa yang telah dipelajari.
- Cara pemberian penguatan
Pujian atau hukuman perlu dipikirkan cara penggunaannya dalam proses belajar mengajar.
3. David Ausubel
Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengkaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Belajar bermakna timbul apabila: - Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial.
- Anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna.
Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran, yaitu:
- Kerangka cantolan=> pendidik menggunakan bahan pengait untuk mengkaitkan konsep lama dengan konsep baru.
- Diferensiasi progresif=> proses pembelajaran dimulai dari hal umum ke hal khusus.
- Belajar superordinat=> proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah deferensiasi.
- Penyesuaian integratif=> Materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga pendidik dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.
PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN HUMANISTIK
Pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Aliran ini mempunyai tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia agar manusia mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Aliran humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat ekletik, dalam arti mengambil teori yang sesuai (kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai. Peran pendidik dalam pendekatan humanistik adalah sebagai fasilitator belajar, yang tugasnya:
- Menciptakan iklim belajar.
- Memenui kebutuhan belajar peserta didik.
- Membantu mengungkapkan emosi peserta didik.
- Membantu belajar peserta didik.
Bentuk pembelajaran melalui pendekatan humanistik adalah bahwa peserta didik dituntut untuk selalu memotivasi diri. Untuk mencapai ke arah itu kegiatan belajar hendaknya mendorong peserta didik untuk belajar cara-cara belajar dan menilai belajarnya sendiri. Program pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan humanistik umumnya menggunakan kegiatan terbuka di mana peserta didik harus menemukan informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah dan membuat produk sendiri. Dalam pendidikan humanistik, peserta didik tidak memiliki tempat duduk yang tetap seperti halnya pendidikan konvensional. Peserta didik dapat belajar mandiri atau belajar dengan kelompok.
PEMBELAJARAN MENURUT TEORI KONTEMPORER
Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksudkan di sini adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Peserta didik harus aktif dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam pembelajaran model ini pendidik dan peserta didik sama-sama aktif. Strategi pembejaran tersebut dinamakan student centered learning strategies, yang wujudnya bisa berupa belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif & kolaboratif, generative learning dan problem based learning.
Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori kontrukivisme yang terkenal samapi sekarang adalah pembelajaran kuantum (Quantum learning) yaitu pembelajaran yang mengorkestrasikan (mengubah, menyelaraskan, memberdayakan) berbagai interaksi yang berada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan cara menyingkirkan hambatan belajar melalui cara dan alat yang tepat sehingga kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi kemampuan aktual.
Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Tidak ada komentar: